Nama: Agata
Christiana Anggraini
NIM:
1504617016
Prodi: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Dosen: Dra. Uswatun Hasanah, M.Si
Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Keluarga dari Segi Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.
Menurut ahli Hasibuan sumber daya manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan
sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh
anak dan akan menjadi tempat meletakkan fondasi yang kuat untuk membentuk
karakter pada saat dewasa. Pendidikan yang diberikan dalam keluarga akan
mencerminkan bagaimana perilaku anak dalam menghadapi persoalan kehidupan kelak.
Pentingnya pendidikan di dalam suatu keluarga menjadi salah
satu kebutuhan kognitif di keluarga itu sendiri. Berbicara
mengenai pendidikan, menurut saya tidak terlepas dari tiga fondasi utama yang
membentuk individu dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu untuk memanusiakan
manusia. Fondasi ini memiliki peran yang kuat dan memegang fungsi yang saling
mendukung satu dengan lainnya. Fondasi pertama adalah sekolah. Sekolah
cenderung menjadi satu-satunya tumpuan orangtua dalam mendidik seorang anak
untuk menjadi lebih baik. Bahkan terkadang, sekolah dianggap seperti sebuah
“bengkel”, masuk dalam keadaan rusak dan keluar dalam keadaan baik atau normal.
Hal ini cenderung tendensius, terkadang keseimbangan antara pendidikan yang
diberlakukan di sekolah dan di luar sekolah menjadi bias dan bahkan tidak
sepadan. Fondasi kedua adalah lingkungan, yang di dalamnya
termasuk tempat bermain dan juga tempat beribadah. Tempat beribadah memegang
peranan penting dalam upaya pembentukan individu. Ini tidak terlepas dari
bagaimana secara spiritual pembimbingan rohani kepada individu terus digerakkan
serta mengajarkan anak mengenal Sang Pencipta. Fondasi
ketiga yang menjadi pendukung keberhasilan pendidikan yang ditanamkan pada
seorang anak adalah keluarga. Keluarga menjadi sebuah tempat yang di dalamya
seorang dapat berekspresi serta tidak jarang mendapat pengetahuan baru yang
terkadang tidak didapatkan di sekolah, tempat beribadah atau teman bermain anak.
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia telah melakukan
beberapa usaha pendidikan dalam rangka mendidik anak-anaknya meskipun dengan
cara yang sangat sederhana. Pada dasarnya, tujuan pendidikan adalah mengembangkan
sebuah bakat dan kemampuan seseorang baik yang masih anak-anak maupun yang
telah dewasa sedemikian rupa hingga perkembangan tadi mencapai tingkat optimum
ini mendasari kemampuan manusia untuk hidup dan bertahan dalam masyarakat
secara terhormat. Selain itu, manusia saling berinteraksi untuk memenuhi
kepentingan hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu masalah
setiap individu dari dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Keluarga
merupakan lingkungan paling utama untuk menentukan masa depan anak, demikian
pula karakter anak yang baik dimulai dari keluarga (Megawangi, 2009: 44). Keluarga
sebagai struktur terkecil masyarakat menjadi kunci awal dalam pembentukan nilai
karakter bangsa (Saleh, 2012: 10-11). Oleh karena itu pendidikan karakter harus
ada integrasi pendekatan di antara empat utama pendidikan, yaitu keluarga,
lembaga pendidikan, masyarakat (termasuk di dalamnya institusi keagamaan) dan
negara (Koesoema, 2015: 182).
Keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena
dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan
yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung
jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat
pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan, dan pendidikan
kesosialan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal setelah lembaga
pendidikan informal (keluarga). Tugas dan tanggung jawab sekolah adalah mengusahakan
kecerdasan pikiran dan pemberian berbagai ilmu pengetahuan.
Perlunya
pendidikan di dalam keluarga menjadi sebuah tantangan yang besar bagi orangtua
di zaman yang serba modern ini. Tanpa disadari dengan perlahan peran keluarga
terlebih orangtua seakan tergantikan oleh berbagai fasilitas serta para
pembantu rumah tangga yang cenderung belum terdidik. Sedini mungkin keluarga
diharapkan bisa memberikan pendidikan yang kritis yaitu pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan anak.
Terlebih
menjadikan keluarga sebagai sebuah wadah yang di dalamnya ada cinta kasih dan
kenyamanan bagi anak. Selain itu, karakter luhur dan nilai-nilai dasar di dalam
kehidupan sedang dibentuk juga di dalam keluarga. Diharapkan dengan terjalinnya
hubungan yang harmonis dalam keluarga dan terjaganya perilaku yang baik
terhadap anak dapat menjadikan anak memiliki nilai dan karakter atau pribadi
yang baik.
Daftar Pustaka
Hasanah, Uswatun. (2011).
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Illmu Kesejahteraan Keluarga.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.